Kawanku bukan orang penting.
Dia bukan pemimpin negara yang berasal dari kaum minoritas,
Dia bukan selebriti yang mempunyai pusat hiburan pribadi seluas 10.83 km2 di rumahnya,
Dia juga tak mengenakan mitra di atas kepalanya.
Kau mungkin berpapasan dengannya saat kau membeli rokok favoritmu,
Mungkin kau pernah duduk bersebelahan dengannya sembari menunggu datangnya bus kota,
Kau mungkin sudah beberapa kali menatap wajahnya di dalam bemo yang kau naiki,
Bahkan mungkin kau sudah pernah bercakap dengannya tanpa mengetahui namanya.
Kawanku bukan orang yang spesial.
Sehelai kaos yang warnanya mulai memudar menempel di punggungnya.
Jeans butut yang sudah sobek dan berlubang di sana sini dieratkannya dengan sabuk tua.
Sungguh tidak ada yang menonjol dari dirinya.
Ingin aku mengenalkanmu padanya.
Tapi aku tak bisa berjanji kau akan menyukainya.
Dia mungkin memiliki ideologi yang berlawanan denganmu,
Mungkin prinsip hidupnya berbeda denganmu,
Mungkin kau takkan menyukai warna kulitnya,
Bisa juga kepercayaanmu tak sejalan dengan kepercayaannya.
Maukah kau berkenalan dengannya? Ya?
Jika begitu akan kukenalkan dia padamu.
Kala kau sendirian di tengah keramaian,
Di pusat pertokoan, di angkutan umum, atau di jalur pejalan kaki di bahu jalan,
Tolehkanlah kepalamu ke arah orang asing di sebelahmu.
Perkenalkan, ia kawanku.
0 comments:
Post a Comment